Blogger Widgets

Sains

Mengapa Langit Berwarna Biru?


Pastinya takdir, hahaha

Tentu saja ada penjelasan ilmiah mengapa langit berwarna biru. Langit berwarna biru pada saat siang hari saja kan?? Nggak mungkin kan malam hari langit tetep berwarna biru? Ada beberapa sebab mengapa langit saat itu berwarna biru. Bumi diselubungi lapisan udara yang disebut atmosfir. Walaupun tidak tampak, udara sebenarnya terdiri atas partikel-partikel kecil.

Cahaya dari matahari dihamburkan oleh partikel-partikel kecil dalam atmosfir itu. Tetapi kita tahu, cahaya dari matahari terdiri dari paduan semua warna, dari merah, kuning, hijau, biru, hingga ungu. Warna-warna itu memiliki frekuensi yang berbeda. Merah memiliki frekuensi yang lebih kecil dari kuning, kuning lebih kecil dari hijau, hijau lebih kecil dari biru, biru lebih kecil dari ungu. Semakin besar frekuensi cahaya, semakin kuat cahaya itu dihamburkan. Warna langit adalah sebagian cahaya matahari yang dihamburkan. Karena yang paling banyak dihamburkan adalah warna berfrekuensi tinggi (hijau, biru, dan ungu), maka langit memiliki campuran warna-warna itu, yang kalau dipadukan menjadi biru terang. Di bulan dan di planet yang tidak memiliki atmosfir, cahaya matahari tidak dihamburkan, sehingga langit selalu berwarna hitam, walaupun di siang hari.

Lalu mengapa pada sore hari langit berwarna jingga ? Jawabannya tentu saja karena ketika warna biru dan ungu sudah lebih banyak dihamburkan, maka warna-warna dengan frekuensi kecil seperti merah, jingga, dan kuning tetap bergerak lurus melewati atmosfer. Akibatnya, pada belahan bumi yang lebih timur, orang sudah tidak lagi dapat melihat warna biru dan ungu karena sudah dihamburkan. Saat itu, orang pada belahan bumi yang lebih timur hanya akan melihat “sisa” warna yang belum terhamburkan. Siswa warna yang masih ada adalah percampuran antara merah, jingga, dan kuning. Itulah sebabnya mengapa langit tampak berwarna merah ketika sore hari.

4 komentar:

  1. bagus sekali artikelnya...

    tapi saya ada beberapa hal yang kurang paham, bagaimana bila langit dimalam hari yang gelap, apa penyebabnya?

    kemudian akhir2 ni sering sekli warna2 langit yang berbeda seperti biasa pada pukul 5 sore itu berwarna jingga sekali. nah kata orang tua2 jika mata kita sering melihat pada warna seperti itu dapat mengakibatkan mata sakit? menurut anda itu apakah benar secra ilmiah dan apa penjelasannya secara singkat..

    terima kasih ^_^

    BalasHapus
  2. terima kasih ...
    Mula-mula kita akan berpikir bahwa tentu saja malam hari gelap karena matahari tidak tampak.Namun ternyata alam semesta kita tidak diam, melainkan mengembang. Karena semesta mengembang, maka galaksi-galaksi yang ada di dalamnya terus menjauh. Karena bintang-bintang saling menjauh, maka cahaya bintang-bintang itu memanjang saat melintasi ruang-ruang hampa antar bintang.Gerak menjauh dari bintang-bintang itu membuat cahayanya memanjang, memerah, lalu bergeser lebih jauh dari warna merah, yaitu gelombang yang bukan cahaya.
    sedangkan pada sore hari langit berwarna jingga karena saat matahari berada di horizon (saat terbit dan terbenam), lintasan yang ditempuh cahaya matahari semakin jauh sehingga jumlah warna kuning yang dihamburkan relatif lebih besar daripada warna jingga. Hal ini mengakibatkan intensitas warna jingga yang sampai di mata kita lebih dominan sehingga matahari terbenam terlihat jingga.Mengenai pengaruhnya terhadap mata, saya kurang tahu. Saya sudah mencari literatur dari berbagai sumber namun belum ada yang menyebutkan bahwa dengan melihat warna jingga langit akan meyebabkan mata sakit
    demikian, semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
  3. bukankah pada malam har terlihat gelap langitnya karena bumi berotasi, sehingga bagian bumi yang tak terkena cahaya matahari menjadi gelap?

    BalasHapus
  4. meskipun begitu, ada jutaan bintang di angkasa yang seharusnya dapat menyinari kita kan??
    oleh karena itu, meskipun bnyak bintang2 yang dapat memancarkan cahaya sendiri, cahaya -cahay tersebut melintasi ruang hampa antar bintang, dan gelombang cahaya yang dipancarkannya juga akan semakin memanjang hingga tidak tampak lagi sebagai cahaya

    BalasHapus